By : Nayla Al-Faruq
Saat-saat yg paling indah adalah
hari dimana aku bersama Sang
Kekasih.
Dalam heningnya malam
dengan penuh kehangatan rembulan.
Tetesan air mata bukan kesedihan
namun kebahagian.
Suara lantun
menggemah penuh harapan
menghilangkan kesunyian malam.
Sebait doa-doa ku curuhkan demi
kasih yg telah dijanjikan.
Tetesan
air mata keraguan kekhawatiran
telah luluh akan ketulusan &
kepastian.
Angan-angan kosong telah sirna
akan keimanan.
Aku percaya janji
Mu adalah pasti. hanya kesabaran
ku yg Engkau uji.
Ikhlas penuh
harapan ku selalu sabar dalam
penantian.
Dengan keimanan selalu ku jaga
perasaan yg Engkau berikan
sampai akhir batas ketentuan.
Janganlah Engkau dustakan hati
ini untuk hinggap di dua bunga.
Ku bukanlah kumbang yg bisa
hinggap di dua bunga secara
bersamaan.
Aku juga bukan hama
yg merusak tanaman.
Aku ingin
menjadi pupuk yg Engkau
takdirkan memelihara kesuburan
bunga yg Engkau janjikan
keharuman di masa mendatang.
Ku hanya seorang Hamba rapuh yg
tak mampu berjalan tegap menerpa
kehidupan.
Ku ingin pria yg bisa
memimpin, menuntun,
menyandarkan tubuh ku.
Bila memang pria ini Engkau
ciptakan untk ku, untuk tempat
bersandar ku, untuk pemimpin
menuju surga-Mu.
Pertemukanlah
kami dalam JannahMu.
Berilah
kemudahan pada ku untuk
menggapai bahagia yg hakiki
seperti janji Mu kepada semua
Kekasih-kekasih Mu.